Martapura, 26 April 2025 — Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas proposal hibah riset dan pengabdian kepada masyarakat, Institut Agama Islam (IAI) Darussalam Martapura menggelar kegiatan pendampingan penyusunan proposal penelitian dan pengabdian. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IAI Darussalam Martapura. LPPM IAI Darussalam menghadirkan narasumber utama Dr. Imam Mustofa, M.S.I., dosen Magister Ekonomi Syariah Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Jurai Siwo Lampung. Acara ini berlangsung pada hari Sabtu, 26 April 2025, bertempat di Aula IAI Darussalam Martapura, Kalimantan Selatan, dan diikuti oleh puluhan dosen dari berbagai fakultas di lingkungan kampus tersebut.
Dalam sambutannya, Ketua LPPM IAI Darussalam Martapura, M. Khalilurrahman, M.Pd., menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen institusinya untuk mendorong peningkatan kapasitas dosen dalam bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Menurutnya, peluang hibah yang ditawarkan oleh Kementerian Agama melalui program Litapdimas perlu direspons secara serius oleh sivitas akademika perguruan tinggi keagamaan Islam. “Kami ingin para dosen tidak hanya aktif mengajar, tetapi juga mampu menelurkan ide-ide riset dan pengabdian yang relevan, inovatif, dan aplikatif. Melalui pendampingan ini, kami berharap kualitas proposal yang dihasilkan bisa semakin baik dan mampu bersaing di tingkat nasional,” ujarnya.
Sementara itu, Dr. Imam Mustofa dalam pemaparannya menekankan pentingnya memahami arah kebijakan riset Kementerian Agama serta ketentuan-ketentuan administratif dan substansial yang menjadi syarat dalam pengajuan proposal. Beliau juga memberikan pencerahan tentang strategi menyusun latar belakang masalah, rumusan tujuan penelitian atau pengabdian, urgensi program, serta aspek metodologi yang sesuai dengan karakteristik riset berbasis keislaman dan kemasyarakatan. Selain itu, ia juga membagikan sejumlah contoh proposal yang berhasil lolos pendanaan serta mengulas berbagai kekeliruan umum yang kerap ditemukan dalam penyusunan proposal oleh dosen-dosen pemula.
Para peserta tampak antusias mengikuti sesi demi sesi yang berlangsung secara interaktif. Mereka diberi kesempatan untuk membawa draft proposal masing-masing, yang kemudian dikaji dan diberikan umpan balik secara langsung oleh narasumber. Dalam sesi workshop, peserta dikelompokkan berdasarkan bidang keilmuan untuk mendiskusikan rancangan proposal secara lebih intensif. Beberapa dosen bahkan menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi pengalaman pertama mereka mendapatkan bimbingan teknis langsung dari akademisi yang telah berpengalaman mengakses berbagai skema hibah riset. “Kami sangat terbantu dengan adanya kegiatan ini. Penjelasan Dr. Imam sangat rinci dan membuka wawasan kami tentang pentingnya menyusun proposal secara sistematis dan berbasis roadmap keilmuan,” ungkap salah satu peserta dari Fakultas Tarbiyah.
Sebagai penutup, pihak LPPM IAI Darussalam Martapura menyatakan komitmennya untuk menindaklanjuti kegiatan ini dengan membuka klinik proposal secara berkala, serta membentuk tim pendamping internal yang akan memfasilitasi dosen dalam proses revisi, unggah proposal, hingga pelaporan akhir jika proposal mereka nantinya dinyatakan lolos. Kegiatan pendampingan ini juga direncanakan menjadi agenda rutin tahunan sebagai bagian dari penguatan kapasitas riset dan pengabdian di lingkungan IAI Darussalam. Dengan semangat kolaborasi antarperguruan tinggi dan bimbingan dari pakar-pakar berkompeten, diharapkan lahir lebih banyak karya ilmiah dan program pengabdian yang memberikan dampak nyata bagi masyarakat dan pengembangan ilmu pengetahuan berbasis nilai-nilai Islam.(daw)





