Metro, Sabtu, 30 Agustus 2025 – Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Jurai Siwo Lampung menyelenggarakan kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) di Gedung Academic Center Kampus 2. Acara ini menjadi titik awal bagi mahasiswa baru untuk memasuki dunia akademik yang lebih serius, sekaligus wadah untuk memahami nilai, aturan, dan tradisi ilmiah yang berlaku di lingkungan Pascasarjana. Kehadiran para pimpinan universitas, mulai dari Wakil Rektor bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Wakil Rektor bidang Keuangan dan Kerjasama, Direktur Pascasarjana, Wakil Direktur, para Kaprodi dan Sekprodi, hingga tamu undangan, memberi suasana lebih berwibawa sekaligus inspiratif.

Dalam sambutannya, Direktur Pascasarjana Prof. Dr. Suhairi, S.Ag., M.H. menekankan pentingnya pengembangan institusi yang adaptif terhadap kebutuhan masyarakat. Prof. Suhairi menyampaikan rencana pembukaan dua program studi baru, yakni Magister Bahasa Inggris dan Magister Manajemen Pendidikan Islam. Kehadiran prodi baru ini diharapkan dapat memperluas akses pendidikan tinggi bagi masyarakat dengan biaya yang tetap terjangkau, namun tetap menempatkan kualitas sebagai prioritas utama. Prinsip yang beliau tekankan sederhana namun mendalam: “biaya terjangkau, kualitas tetap prioritas.”

Lebih lanjut, Prof. Suhairi juga menegaskan komitmen “zero dropout” dengan target seluruh mahasiswa baru yang berjumlah 151 orang dapat menyelesaikan studi tepat waktu. Prof. Suhairi bahkan memberikan tips praktis: setiap mahasiswa perlu menetapkan target pribadi dalam penyusunan tesis dan disertasi agar proses studinya lebih terarah.
Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Prof. Dr. Dedi Irwansyah, M.Hum., yang hadir mewakili Rektor UIN Jurai Siwo Lampung. Prof. Dedi menyampaikan kebijakan umum penyelenggaraan Pascasarjana, salah satunya terkait hidden curriculum. Menurut Prof. Dedi, selain aturan formal perkuliahan, ada nilai-nilai akademik yang justru lebih menentukan pembentukan karakter mahasiswa. Nilai tersebut melatih mahasiswa menjadi pribadi yang tangguh, disiplin, dan bermental pejuang.

Setelah sesi acara pembukaan PBAK selesai, selanjutnya adalah pemaparan materi yang disampaikan oleh masing-masing narasumber dan didampingi oleh moderator. Pada sesi materi pertama, Prof. Dedi menguraikan pentingnya keseimbangan antara kedalaman dan keluasan ilmu. Mahasiswa pascasarjana, menurut Prof. Dedi, tidak cukup hanya menguasai satu bidang secara spesifik, tetapi juga perlu memahami konteks yang lebih luas. Prof. Dedi menggunakan filosofi bunga mawar sebagai metafora: indah, berduri, dan berlapis, melambangkan bahwa seorang akademisi harus memiliki spesialisasi yang kuat namun tetap terbuka pada sub-spesialisasi dan cakrawala yang lebih luas.
Sementara itu, etika akademik mahasiswa turut menjadi fokus penting melalui materi yang disampaikan Dr. Yudianto, M.Si., mewakili Wakil Rektor III. Dr. Yudianto menegaskan bahwa kejujuran ilmiah, kedisiplinan, serta penghargaan terhadap karya orang lain adalah fondasi utama integritas seorang ilmuwan muslim. Menurutnya, etika bukan sekadar aturan administratif, tetapi cerminan kualitas diri seorang cendekia.
Rangkaian materi berikutnya disampaikan oleh jajaran Pascasarjana. Prof. Dr. Suhairi, M.H. kembali menguraikan visi besar Pascasarjana, yakni menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan integratif berbasis Socio-Eco-Techno-Preneurship menuju masyarakat cerdas, rukun, dan maslahat pada tahun 2045. Dilanjutkan dengan Dr. Ahmad Zumaro, M.A. yang menjelaskan sistem perkuliahan, regulasi bimbingan tesis dan disertasi, serta tata kelola akademik yang wajib dipahami mahasiswa.

Kegiatan PBAK tahun ini tidak hanya berfungsi sebagai acara seremonial, melainkan juga menjadi ruang pembelajaran awal yang sarat makna. Mahasiswa baru tidak hanya diperkenalkan pada regulasi akademik, tetapi juga diajak memahami visi besar Pascasarjana, yaitu Unggul dan berdampak global dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang integrative dalam sinergi Socio-Eco-Techno-Preneurship, menuju masyarakat cerdas, rukun, dan maṣlaḥah pada tahun 2045. Antusiasme peserta terlihat dari keseriusan mereka menyimak setiap materi, bahkan banyak yang mencatat poin-poin penting untuk dijadikan pedoman selama studi.
Pada sesi teknis, Haris Setiaji, M.T. selaku Kepala TIPD memberikan pengarahan mengenai pemanfaatan Sistem Informasi Akademik (Sismik) dan Learning Management System (LMS). Kedua platform digital ini menjadi instrumen utama mahasiswa dalam mengakses layanan akademik, mengisi KRS, dan mengikuti proses pembelajaran daring. Transformasi digital diharapkan semakin memudahkan mahasiswa mengelola studi sekaligus meningkatkan efektivitas perkuliahan.

Acara PBAK Pascasarjana ditutup dengan doa bersama, yang menjadi simbol bahwa perjalanan intelektual selalu ditopang spiritualitas. Seusai acara inti, mahasiswa diarahkan untuk mengikuti orientasi keprodian bersama kaprodi masing-masing baik program magister maupun program doktor. Dengan semangat, visi akademik, dan bekal etika yang kuat, PBAK tidak hanya menjadi seremoni penyambutan, melainkan juga pijakan awal lahirnya ilmuwan muslim unggul yang berdampak nyata bagi masyarakat. [S.M].





