Metro, Kamis 4 September 2025 – Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Jurai Siwo Lampung menggelar kegiatan pelatihan penggunaan Learning Management System (LMS) bagi seluruh dosen Pascasarjana. Kegiatan ini dipandu oleh Tim TIPD, yaitu Bapak Haris Setiaji, MT dan Bapak Romdon, MT, yang memiliki pengalaman luas dalam pengembangan teknologi pembelajaran. Pelatihan ini berlangsung di ruang Perpustakaan Baitul Hikmah lantai 1 dengan suasana penuh antusias. Para dosen baik dari program magister maupun doktor hadir mengikuti kegiatan secara aktif. Tujuan utama kegiatan ini adalah memperkuat kembali penggunaan LMS yang selama ini sempat mengalami penurunan intensitas.

Sejak pandemi Covid-19, LMS menjadi salah satu instrumen utama dalam mendukung perkuliahan daring di Pascasarjana UIN Jurai Siwo Lampung. Namun, setelah pandemi mereda, pemanfaatannya mulai menurun. Hanya sebagian kecil dosen yang masih konsisten menggunakan platform ini dalam perkuliahan. Padahal, aplikasi ini sudah terbukti efektif ketika digunakan secara luas saat pandemi. Oleh karena itu, melalui kegiatan ini Pascasarjana kembali menekankan pentingnya mengaktifkan kembali penggunaan LMS sebagai bagian integral dalam perkuliahan semester ganjil yang berbasis blended learning.
Direktur Pascasarjana, Prof. Dr. Suhairi, S.Ag., MH menyampaikan bahwa LMS memiliki fungsi strategis dalam mendukung keberhasilan proses belajar mengajar. Mahasiswa Pascasarjana mayoritas sudah bekerja, sehingga membutuhkan fleksibilitas dalam mengakses materi perkuliahan. Kehadiran LMS sangat membantu mahasiswa yang terkendala kehadiran secara fisik untuk tetap bisa mengikuti kegiatan akademik. Selain itu, semua aktivitas perkuliahan yang dilakukan secara daring melalui LMS dapat terdokumentasikan dengan baik. Hal ini sangat penting untuk keperluan evaluasi pembelajaran, rekam jejak akademik, serta peningkatan mutu perkuliahan di Pascasarjana.
Intinya, penggunaan LMS harus kembali dihidupkan dan dijadikan kebiasaan dalam setiap perkuliahan. Aplikasi ini sejatinya sudah digunakan sejak lama, terutama saat pandemi Covid-19, tetapi belakangan hanya beberapa dosen saja yang konsisten memanfaatkannya. Karena model pembelajaran Pascasarjana berbasis blended learning, maka pembelajaran daring melalui LMS menjadi sebuah keharusan. Dengan LMS, proses akademik tidak hanya fleksibel, tetapi juga terekam dengan baik sehingga dapat dipantau dan dievaluasi secara menyeluruh. Hal ini sejalan dengan kebutuhan mahasiswa Pascasarjana yang sebagian besar sudah bekerja.

Dalam kegiatan ini, Bapak Haris Setiaji, MT menekankan pentingnya dosen memahami fitur-fitur LMS yang tersedia. Fitur tersebut mencakup pengunggahan materi perkuliahan, pemberian tugas, forum diskusi, hingga evaluasi hasil belajar. Semua aktivitas ini dirancang untuk menciptakan pembelajaran yang interaktif dan efektif. Haris Setiaji, MT juga memberikan arahan teknis mengenai cara mengelola kelas digital. Mulai dari pembuatan kelas, manajemen peserta, hingga monitoring aktivitas mahasiswa. Para dosen diberikan kesempatan praktik langsung agar dapat menguasai penggunaan LMS dengan lebih baik.
Suasana pelatihan berlangsung dinamis, dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan para dosen kepada pemateri. Beberapa dosen mengungkapkan kendala yang mereka hadapi dalam menggunakan LMS, seperti kesulitan login, pengelolaan konten, atau kurangnya familiaritas dengan fitur tertentu. Tim TIPD dengan sabar memberikan solusi serta simulasi langkah-langkah penyelesaiannya. Dengan cara ini, diharapkan tidak ada lagi hambatan teknis yang berarti dalam pemanfaatan LMS pada perkuliahan mendatang. Antusiasme peserta menunjukkan bahwa para dosen memiliki komitmen tinggi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran melalui teknologi digital.

Selain memberikan pelatihan teknis, kegiatan ini juga menekankan aspek kebijakan penggunaan LMS di lingkungan Pascasarjana UIN Jurai Siwo Lampung. Prof. Dr. Suhairi berkomitmen untuk mewajibkan penggunaan LMS sebagai media resmi pembelajaran daring. Hal ini dilakukan demi terciptanya standar mutu yang sama di seluruh program studi, baik magister maupun doktor. Dengan demikian, mahasiswa akan memperoleh pengalaman belajar yang terintegrasi, terstruktur, dan terdokumentasi dengan baik. Kebijakan ini sejalan dengan visi Pascasarjana untuk menjadi pusat pendidikan Islam modern yang berbasis teknologi.
Di akhir kegiatan, para dosen menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya pelatihan ini. Mereka menilai bahwa kegiatan semacam ini sangat bermanfaat untuk memperkuat kapasitas dosen dalam menghadapi tantangan era digital. Pascasarjana UIN Jurai Siwo Lampung berharap, setelah pelatihan ini, penggunaan LMS akan lebih optimal dan konsisten. Dengan demikian, proses pembelajaran tidak hanya berjalan efektif, tetapi juga mampu mendukung kebutuhan mahasiswa Pascasarjana yang sebagian besar telah bekerja. LMS akan menjadi sarana penting dalam mencetak lulusan yang unggul, profesional, dan adaptif terhadap perkembangan zaman.





