
Pascasarjana UIN Jurai Siwo Lampung menyelenggarakan Kuliah Tamu dengan tema “Metodologi Penelitian Interdisipliner guna Mewujudkan Penelitian yang Komprehensif dan Transformatif.” Kegiatan ini dilaksanakan pada Rabu, 13 November 2025 dengan menghadirkan narasumber Prof. Irwan Abdullah, Guru Besar Antropologi Universitas Gadjah Mada sekaligus Founder IA Scholar Foundation Yogyakarta.
Dalam paparan awal, Prof. Irwan menegaskan bahwa rumpun ilmu agama dapat didekati melalui kajian saintifik, sehingga penelitian di bidang keislaman tidak seharusnya terpisah dari metode ilmiah yang berkembang dalam ilmu sosial dan humaniora. Menurutnya, pondasi metodologis merupakan jantung dari setiap penelitian, karena di sanalah terletak cara berpikir, logika, dan arah transformasi ilmu.

“Ilmu sosial dapat dikaji dengan pendekatan keagamaan, begitu pula sebaliknya. Relasi dan integrasi antara ilmu agama dan ilmu sosial akan menghasilkan pemahaman yang lebih utuh terhadap realitas,” ujar Prof. Irwan.
Ia menambahkan, kompleksitas persoalan masyarakat modern tidak bisa dijelaskan hanya dengan satu metode penelitian. Sebagai contoh, kajian tentang terorisme tidak dapat dimaknai secara memadai apabila hanya dilihat dari satu perspektif tunggal. Karena itu, pendekatan multi disipliner dan interdisipliner menjadi keharusan bagi penelitian yang ingin memberikan kontribusi nyata terhadap transformasi sosial.
Dalam paparannya, Prof. Irwan juga mengingatkan bahwa para pemikir dan ulama klasik pada masa lalu merupakan sosok multi disiplin — menguasai teologi, hukum, dan juga etika. “Mereka mampu berpikir integratif, tidak memisahkan antara ilmu agama dan ilmu sosial,” ujarnya.
Tradisi intelektual ini dapat ditelusuri pada tokoh-tokoh besar seperti Ibnu Khaldun dan Imam al-Ghazali. Ibnu Khaldun, melalui karya monumentalnya al-Muqaddimah, menegaskan pentingnya kajian sosial dan ekonomi dalam memahami dinamika peradaban. Ia memperkenalkan konsep solidaritas sosial dan melihat ekonomi sebagai salah satu pilar pembentuk kekuatan sosial-politik suatu bangsa. Pemikiran Ibnu Khaldun ini menjadi bukti bahwa ilmu sosial dan ekonomi telah lama menjadi bagian dari khazanah keilmuan Islam yang berpijak pada realitas empiris dan rasionalitas ilmiah.
Sementara itu, Imam al-Ghazali dalam Ihya’ Ulum al-Din menekankan pentingnya integrasi antara ilmu, akhlak, dan spiritualitas. Ia melihat bahwa ilmu tidak hanya bertujuan memperoleh pengetahuan semata, tetapi juga harus diarahkan untuk menata kehidupan manusia secara etis dan transendental. Dengan demikian, al-Ghazali menjadi contoh bagaimana pendekatan normatif keagamaan dapat dipadukan dengan refleksi rasional dan empiris, membentuk kerangka epistemologis yang seimbang.
Dengan mencontoh tradisi keilmuan para ulama klasik tersebut, Prof. Irwan mendorong agar penelitian tidak berhenti pada dikotomi “agama dan sains”, melainkan bergerak menuju integrasi keilmuan yang menempatkan agama sebagai subjek aktif dalam membaca fenomena sosial, ekonomi, dan budaya.

Lebih lanjut, ia mengajak para peneliti dan mahasiswa pascasarjana untuk mengembangkan koherensi metodologi dalam penelitian, terutama dalam upaya membangun paradigma keilmuan Islam yang mampu menjelaskan berbagai fenomena sosial, politik, dan kemiskinan. Ia juga menyoroti pentingnya keterampilan dalam mengembangkan riset-riset strategis dengan pendekatan multi perspektif agar dapat berdialog secara ilmiah dengan berbagai disiplin ilmu lain.
“Hasil penelitian interdisipliner memang tidak mudah ditembus,” tutur Prof. Irwan, “tetapi justru di sanalah tantangan akademik yang harus dijawab oleh para peneliti (penulis) masa kini.”
Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa program Magister dan Doktor serta para dosen Pascasarjana UIN Jurai Siwo Lampung. Sebagai tindak lanjut, para peserta diminta untuk menyusun draft judul tesis dan disertasi yang akan dibahas dan dikaji lebih lanjut pada kuliah tamu berikutnya. Langkah ini menjadi bagian dari upaya Pascasarjana untuk menumbuhkan budaya akademik yang aktif, reflektif, dan produktif dalam pengembangan riset interdisipliner.
Sebagai penutup, Prof. Irwan menekankan pentingnya penggunaan metode campuran (mix method) dan triangulasi data dalam penelitian sosial-keagamaan guna memperoleh hasil yang lebih valid dan komprehensif. Ia juga mengingatkan agar penelitian Islam tidak terjebak pada politisasi agama, tetapi tetap objektif dalam membaca fenomena sosial dan keagamaan yang dinamis.

Dalam arahannya Direktur Pascasarjana UIN Jurai Siwo Lampung, Prof. Dr. Suhairi, S.Ag., MH menyampaikan dukungan penuh terhadap kegiatan akademik yang berorientasi pada penguatan metodologi penelitian bagi mahasiswa baik program magister maupun doktor. Menurutnya, penguasaan metodologi interdisipliner menjadi sangat penting bagi mahasiswa pascasarjana dalam merumuskan riset yang tidak hanya kuat secara teoritis, tetapi juga relevan terhadap dinamika sosial keagamaan di masyarakat.
“Kegiatan seperti ini menjadi ruang penting bagi mahasiswa magister dan doktor untuk memperkaya pemahaman tentang metodologi penelitian yang integratif dan kontekstual. Harapannya, pendekatan interdisipliner dapat melahirkan karya ilmiah yang lebih solutif dan transformatif,” ujar Direktur Pascasarjana.
Kegiatan kuliah tamu ini diharapkan dapat memperluas wawasan mahasiswa dan dosen Pascasarjana UIN Jurai Siwo Lampung dalam mengembangkan riset-riset yang bersifat integratif, kontekstual, dan berorientasi pada transformasi sosial, sejalan dengan visi universitas untuk menjadi pusat kajian keislaman yang unggul dan transformatif.





