
Sabtu (27/09/2025), Program Studi Magister Ekonomi Syariah menggelar kegiatan Guest Lecture secara daring melalui Zoom Meeting. Acara ini menghadirkan narasumber internasional, Prof. Dr. Mohd Shahril Bin Ahmad Razimi, Post Graduate Director, Kolej Universiti Perguruan Ugama Seri Begawan, Brunei Darussalam.

Mengusung tema “Job Competencies and Unemployment from Islamic Perspectives”., kegiatan ini dimoderatori Dr. Diana Ambarwati, ME.Sy. Acara dibuka dengan sambutan dari Wakil Rektor I, Prof. Dr. Dedi Irwansah, yang berharap kegiatan ini berjalan lancar serta memberi manfaat akademik maupun praktis bagi peserta. Kaprodi Magister Ekonomi Syariah, Dr. Imam Mustofa, M.Si., turut hadir mendampingi jalannya kegiatan.

Dalam penyampaiannya, Prof. Shahril menekankan pentingnya memahami pengangguran (unemployment) tidak hanya dari sisi ekonomi, tetapi juga melalui nilai-nilai Islam. Ia mengutip Surat At-Taubah ayat 105 sebagai dasar bahwa bekerja merupakan bagian dari ibadah. “Islam menegaskan bahwa rezeki datang dari Allah, tetapi manusia wajib berusaha,” ujarnya. Lebih lanjut, Prof. Shahril menjelaskan jenis-jenis pengangguran, mulai dari struktural, friksional, siklikal, hingga musiman. Penyebabnya antara lain kurangnya keterampilan, ketidaksesuaian antara pendidikan dan kebutuhan pasar kerja, hingga lemahnya budaya kewirausahaan.

Menurutnya, dunia kerja modern menuntut kompetensi multidimensi, meliputi keterampilan komunikasi, keahlian teknis, manajemen waktu, sikap etis, serta kesadaran spiritual. Dalam perspektif Islam, kompetensi kerja erat kaitannya dengan nilai-nilai amanah (dapat dipercaya), ihsan (berbuat terbaik), taqwa (kesadaran ilahiah), dan ilmu (pengetahuan duniawi dan ukhrawi). Hal ini sejalan dengan pesan Surat Yusuf ayat 55 dan Surat Al-Qashash ayat 26, yang menegaskan pentingnya kekuatan, keahlian, dan integritas dalam bekerja. Prof. Shahril juga menawarkan solusi berbasis Islam dalam menghadapi pengangguran, seperti optimalisasi zakat, sedekah, dan wakaf, pengembangan keterampilan, penguatan budaya wirausaha, serta pemanfaatan lembaga keuangan syariah, masjid, dan madrasah sebagai pusat pemberdayaan umat. “Islam menolak penimbunan harta dan eksploitasi, serta menegakkan keadilan ekonomi dengan menjamin hak-hak pekerja, upah yang adil, dan kejujuran dalam perdagangan,” tegasnya.
Selain itu Prof. Syahril juga memberikan masukan dan arahan berkaitan dengan kurikulum pendidikan tinggi khususnya prodi Magister Ekonomi Syariah. Penentuan mata kuliah hendaknya menyesuaikan dengan kebutuhan kerja dan tren keilmuan prodi. Sehingga lulusan diharapkan akan memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan lapangan pekerjaan.
Di akhir acara, Direktur Pascasarjana, Prof. Dr. Suhairi, S.Ag., M.H., menyerahkan sertifikat kepada pemateri sebagai bentuk apresiasi atas ilmu dan pengalaman yang telah dibagikan. Acara Guest Lecture ini diikuti oleh mahasiswa pascasarjana, dosen, dan peserta umum yang antusias berdiskusi, menjadikannya forum inspiratif dalam mengaitkan ilmu pengetahuan dengan nilai-nilai Islam.(AQom/daw)